Minggu, 29 Maret 2015

Weekend at The East Edge of Java (The Ijen Crate and Baluran National Park)

            Tulisan ini saya buat untuk mengenang weekend seminggu yang lalu tanggal 20 - 22 maret 2015, di ujung timur pulau jawa, tepatnya banyuwangi dan.situbondo,bersama lima teman kampus (saya, triyadi, ali , hamaz dan dany). Tempat yang kami kunjungi adalah kawah ijen, selanjutnya rencana kami ke baluran, pantai pulo merah, dan pulau menjangan. J
  • Chapter 1 ( stasiun purwosari, solo – stasiun karangasem, banyuwangi)
            Persiapan dari kost sudah saya lakukan sejak subuh karena saya sangat bersemangat, :D Sekitar 07.00 wib saya dijemput oleh Triyadi yang sudah start dari home untuk menuju basecamp dan melakukan briefing. Setelah jam 07.30 kami siap berangkat ke stasiun untuk menaiki kereta sri tanjung yang berangkat pukul 08.15 wib dari stasiun purwosari , solo dan tiba di stasiun banyuwangi baru sekitar pukul 20.00 wib malam. Namun kami memutuskan untuk turun di stasiun karangasem, banyuwangi, karena disanalah lokasi penyewaan motor kami sekaligus lokasinya lebih dekat dari paltuding (pos pendakian ijen). Perjalanan panjang selama 12 jam kami habiskan untuk tidur, nyemil dengerin music atau sekedar narsis saja hehehe…
lagi nyetop kereta di stasiun purwosari (antimainstream ni :D)

           Sesampainya di stasiun karangasem banyuwangi ternyata delay dari jam tiba, (sudah diperkirakan :D) . kami segera bergegas ke tempat penyewaan sepeda motor, disana kami beristirahat sebentar dan sekedar meluruskan kaki yang pegal karena harus duduk selama 12 jam selama perjalanan #:-s
  • Chapter 2 ( stasiun karangasem – paltuding )
            Setelah kontak motor sudah ditangan kami segera berangkat ke paltuding , tapi sebelumnya mandi dan bersih2 dulu dong :D. Dari karangasem sekitar pukul 22.30 wib , perjalanan ke paltuding memakan waktu sekitar 1,5 – 2 jam perjalanan, dan ketika malam hari jalan cukup sepi sehingga tak ada masalah selama perjalanan. Menjelang ¾ perjalanan , kondisi jalan mulai gelap, sempit ,berkelok dan terjal, dengan kemiringan hingga 60 derajat , jadi perlu berhati-hati dan jangan sampai mengantuk!
           Tepat pukul 01.30 wib kami sampai di paltuding , hawa dingin yang menyergap rasanya tidak terasa dibanding semangat yang tinggi untuk hunting bluefire. Namun sayang rasa semangat itu harus ditunda karena jalur pendakian baru dibuka pukul 03.00 wib. Rasa lelah selama perjalanan naik kereta + naik motor membuat kami mengantuk. Kami putuskan untuk beristirahat di teras sebuah bangunan modern yang bertuliskan “guest house”, dimana saya dan teman-teman tidur sembari menunggu jalur pendakian dibuka. Hawa dingin yang amat sangat ditambah kondisi basah sehabis hujan membuat saya enggan untuk bangun, namun jam sudah menunjukkan pukul 03.30 wib, dan mau tak mau kami harus start pendakian demi bluefire!
  • Chapter 3 (paltuding – kawah ijen)
            Tidur yang sekejap itu bikin saya merem melek, karena sejak dari solo sampai ke paltuding sebenarnya saya belum sempat tidur, hanya sekedar menutup mata saja, jadi kebayang betapa ngantuknya ketika pendakian berlangsung. Jalur pendakian sangat ramah tidak se-ekstrim gunung prau, dieng,yang sempat saya daki sekitar 5 bulan lalu , namun hawa ngantuk yang saya bawa benar-benar bikin saya pengen tidur seketika :'(  . Semakin ke atas, pemandangan kota banyuwangi mulai terlihat beserta gemerlap lampu kota, kemudian sekitar 1 jam perjalanan sinar matahari mulai terlihat di ujung timur, disini kita bisa menyaksikan sunrise pertama di pulau jawa, karena kompleks dataran tinggi ijen merupakan wilayah pegunungan paling timur di pulau jawa. Samar-samar terlihat puncak kawah ijen yang masih tertutup kabut diselingi dengan bau belerang yang menyeruak, dan ini kali pertamanya saya menghirup aroma belerang dengan begitu pekat.
            Disela-sela perjalanan ada pendaki yang turun dan mengabari bahwa jangan dulu naik ke kawah karena kadar belerang yang tinggi berbahaya untuk pernapasan, akhirnya saya putuskan untuk jalan santai sambil menunggu kabut hilang secara perlahan, dan yap tentu saja matahari sudah nongol duluan dan gagal-lah rencana kami untuk melihat bluefire, tapi tak masaah karena masih ada pemandangan danau dan kawah yang menunggu dibawah sana :D.
sedang menunggu kabut belereang reda.(triyadi lagi kurang sehat tuh kacian :p)

            Setelah sekitar 1 jam perjuangan kami menunggu kabut belerang hilang akhirnya danau asam mulai tampak beserta jajaran kompleks gunung ijen (gunung merapi, ijen, raung) disekitarnya.
FYI, di kawah ijen tidak ada camping ground, jadi sebaiknya ngecamp di paltuding dan titipkan carrier disana, jadi naiknya gak perlu bawa carrier berat-berat seperti saya dkk. =))

danau mulai menampakkan dirinya
  • Chapter 4 ( The Acid Lake of Ijen Carter)
           Sudah sampai di kawah ijen sangat kurang rasanya jika tidak menyaksikan danau dari jarak dekat serta melihat bagaimana proses penambangan belerang pada solfatara yang menjadi lokasi penambangan belerang terbesar di Indonesia ini. Jalur untuk menuruni kawah lumayan ekstrim dan terjal tidak ada tangga , hanya bebatuan yang menjadi pijakan para penambang belerang, namun kami tetap memutuskan untuk menuruni kawah kecuali Ali dan Triyadi, ( mereka takut kepleset katanya hehe… :P ). 
Terlihat asap fumarol SOx
          Tak disangka perjalanan menuruni kawah lumayan panjang sekitar 1 km, ditambah lagi dengan hembusan belerang yang sewaktu-waktu menerpa kita, namun semuanya berakhir dengan memuaskan ketika saya bisa menyaksikan danau dari jarak dekat sambil berfoto tentunya :D

the edge of the lake
           
           Sedikit info mengenai penambang belerang disana sangat ramah, mereka mengangkut belerang seberat 50 – 70 kg naik turun kawah sebanyak dua kali, dimana 1 kg belerang hanya dihargai Rp 900 , miris tapi semangat mereka benar-benar seperti superhero (y) , perjalanan naik dan turun kawah sekali saja sudah membuat saya bengek, sungguh tidak ada apa-apanya dibanding para penambang disana.
  • Chapter 5 ( paltuding – baluran national park, situbondo )
          Puas berfoto di kawah ijen kami pun turun dan istirahat di paltuding hingga pukul 12.30 wib, dan kami melanjutkan perjalanan ke spot wisata selanjutnya yaitu Taman nasional Baluran, Situbondo, meski lain kabupaten namun jaraknya masih berdekatan , hanya sekitar 2 jam dari kawah ijen dengan menggunakan sepeda motor. Sebenarnya ada rencana untuk menyebrang ke pulau menjangan, bali, namun sayang bahwa hari itu adalah hari raya nyepi, sehingga tidak ada jasa penyebrangan apapun ke bali kecuali darurat. Selama perjalanan akan terlihat pemandangan selat bali dengan pulau bali di seberang laut, ini pertama kalinya saya melihat bali secara langsung . lebay. =))
          Memasuki kawasan taman nasional baluran kami sudah disambut dengan kawanan kera liar yang sedang bersenda gurau di pinggir jalan, beberapa satwa yang ada di taman nasional ini adalah banteng, kerbau liar, rusa, hingga macan tutul. Pengunjung akan dikenakan biaya per-orangan Rp 17.500 pada  hari libur, Rp 15.000 hari biasa dan Rp 8.000 untuk kunjungan pelajar. Kunjungan taman nasional baluran dibuka hingga pukul 16.00 wib.

this is indonesia!

          Jalan yang dilalui selama berada di area taman nasional ini sangat buruk, mungkin sengaja dibuat seperti itu untuk menambah kesan “belantara”. Selama menjelajahi Taman Nasional Baluran saya hanya sempat mengunjungi dua dari lima pos, yang pertama adalah pos padang savana bekol  atau banyak yang menyebutnya sebagai Africa van java, karena pemandangan savana sejauh mata memandang layaknya padang savana di Afrika  , sedangkan pos yang lain adalah pantai bama, namun tidak ada pemandangan yang menarik dari pantai ini karena berbatasan dengan laut utara, tanpa deburan ombak seperti pantai selatan jawa dan sepertinya pemandangan indahnya tersimpan dibawah laut yang hanya bisa disaksikan oleh para snorkeler, dan sayang sekali saya belum sempat snorkeling karena waktu yang sudah sore…:'(
boyband geografi
          Ada kejadian memalukan saat saya menuju pantai bama, ketika saya melihat tas yang mirip dengan tasnya dani disemak2, lalu saya dan triyadi berinisiatif untuk membawakannya, karena saya pikir dani lupa membawanya, dan setelah saya lihat isi tas itu ternyata bukan milik dani, spontan saya langsung balik dan saya sudah dicegat oleh si pemilik tas itu layaknya penjambret, namun saya segera meminta maaf,,, (mungkin kalo beneran nyolong saya udah digebukin ama suaminya tuh... X_X)
          Setelah jam menunjukkan pukul 17.30 dimana hari sudah sore dan waktu penyewaan sudah mulai habis, maka kami putuskan untuk kembali ke tempat penyewaan motor dan menginap di rumah singgah sekitar stasiun karangasem, untuk persiapan besok pagi pulang ke solo dengan jadwal keberangkatan kereta pukul 7 pagi :)

Total biaya yang saya keluarkan hanya sekitar Rp 250.000 sudah termasuk :
  • Tiket kereta PP
  • Makan
  • Rumah singgah
  • Tiket masuk tempat wisata
  • Sewa Motor.

1 komentar:

  1. Mas masih nyimpen kontak sewa motor ga? Jauh ga dari stasiun karangasem? Tengkyu.

    BalasHapus