Tulisan ini saya buat untuk mengenang weekend seminggu yang lalu tanggal 20 - 22 maret 2015, di ujung timur
pulau jawa, tepatnya banyuwangi dan.situbondo,bersama lima teman kampus (saya, triyadi,
ali , hamaz dan dany). Tempat yang kami kunjungi adalah kawah ijen, selanjutnya
rencana kami ke baluran, pantai pulo merah, dan pulau menjangan. J
- Chapter 1 ( stasiun purwosari, solo – stasiun karangasem, banyuwangi)
Persiapan
dari kost sudah saya lakukan sejak subuh karena saya sangat bersemangat, :D Sekitar
07.00 wib saya dijemput oleh Triyadi yang sudah start dari home untuk menuju basecamp
dan melakukan briefing. Setelah jam 07.30 kami siap berangkat ke stasiun untuk
menaiki kereta sri tanjung yang berangkat pukul 08.15 wib dari stasiun
purwosari , solo dan tiba di stasiun banyuwangi baru sekitar pukul 20.00 wib
malam. Namun kami memutuskan untuk turun di stasiun karangasem, banyuwangi,
karena disanalah lokasi penyewaan motor kami sekaligus lokasinya lebih dekat
dari paltuding (pos pendakian ijen). Perjalanan panjang selama 12 jam kami
habiskan untuk tidur, nyemil dengerin music atau sekedar narsis saja hehehe…
![]() |
lagi nyetop kereta di stasiun purwosari (antimainstream ni :D) |
Sesampainya di stasiun karangasem banyuwangi
ternyata delay dari jam tiba, (sudah diperkirakan :D) . kami segera bergegas ke
tempat penyewaan sepeda motor, disana kami beristirahat sebentar dan sekedar
meluruskan kaki yang pegal karena harus duduk selama 12 jam selama perjalanan #:-s
- Chapter 2 ( stasiun karangasem – paltuding )
Setelah
kontak motor sudah ditangan kami segera berangkat ke paltuding , tapi
sebelumnya mandi dan bersih2 dulu dong :D. Dari karangasem sekitar pukul 22.30
wib , perjalanan ke paltuding memakan waktu sekitar 1,5 – 2 jam perjalanan, dan
ketika malam hari jalan cukup sepi sehingga tak ada masalah selama perjalanan. Menjelang
¾ perjalanan , kondisi jalan mulai gelap, sempit ,berkelok dan terjal, dengan
kemiringan hingga 60 derajat , jadi perlu berhati-hati dan jangan sampai
mengantuk!
Tepat pukul 01.30 wib kami sampai di paltuding , hawa
dingin yang menyergap rasanya tidak terasa dibanding semangat yang tinggi untuk
hunting bluefire. Namun sayang rasa semangat itu harus ditunda karena jalur
pendakian baru dibuka pukul 03.00 wib. Rasa lelah selama perjalanan naik kereta
+ naik motor membuat kami mengantuk. Kami putuskan untuk beristirahat di teras
sebuah bangunan modern yang bertuliskan “guest house”, dimana saya dan
teman-teman tidur sembari menunggu jalur pendakian dibuka. Hawa dingin yang
amat sangat ditambah kondisi basah sehabis hujan membuat saya enggan untuk
bangun, namun jam sudah menunjukkan pukul 03.30 wib, dan mau tak mau kami harus
start pendakian demi bluefire!
- Chapter 3 (paltuding – kawah ijen)
Tidur yang sekejap itu bikin saya merem
melek, karena sejak dari solo sampai ke paltuding sebenarnya saya belum sempat
tidur, hanya sekedar menutup mata saja, jadi kebayang betapa ngantuknya ketika
pendakian berlangsung. Jalur pendakian sangat ramah tidak se-ekstrim gunung prau,
dieng,yang sempat saya daki sekitar 5 bulan lalu , namun hawa ngantuk yang saya
bawa benar-benar bikin saya pengen tidur seketika :'( . Semakin ke atas, pemandangan kota
banyuwangi mulai terlihat beserta gemerlap lampu kota, kemudian sekitar 1 jam
perjalanan sinar matahari mulai terlihat di ujung timur, disini kita bisa menyaksikan
sunrise pertama di pulau jawa, karena kompleks dataran tinggi ijen merupakan
wilayah pegunungan paling timur di pulau jawa. Samar-samar terlihat puncak
kawah ijen yang masih tertutup kabut diselingi dengan bau belerang yang
menyeruak, dan ini kali pertamanya saya menghirup aroma belerang dengan begitu
pekat.
Disela-sela perjalanan ada pendaki yang
turun dan mengabari bahwa jangan dulu naik ke kawah karena kadar belerang yang
tinggi berbahaya untuk pernapasan, akhirnya saya putuskan untuk jalan santai
sambil menunggu kabut hilang secara perlahan, dan yap tentu saja matahari sudah
nongol duluan dan gagal-lah rencana kami untuk melihat bluefire, tapi tak
masaah karena masih ada pemandangan danau dan kawah yang menunggu dibawah sana
:D.
![]() |
sedang menunggu kabut belereang reda.(triyadi lagi kurang sehat tuh kacian :p) |
Setelah sekitar 1 jam perjuangan kami
menunggu kabut belerang hilang akhirnya danau asam mulai tampak beserta jajaran
kompleks gunung ijen (gunung merapi, ijen, raung) disekitarnya.
FYI, di kawah ijen tidak ada camping
ground, jadi sebaiknya ngecamp di paltuding dan titipkan carrier disana, jadi
naiknya gak perlu bawa carrier berat-berat seperti saya dkk. =))
![]() |
danau mulai menampakkan dirinya |
- Chapter 4 ( The Acid Lake of Ijen Carter)
Sudah sampai di kawah ijen sangat kurang
rasanya jika tidak menyaksikan danau dari jarak dekat serta melihat bagaimana
proses penambangan belerang pada solfatara yang menjadi lokasi penambangan belerang
terbesar di Indonesia ini. Jalur untuk menuruni kawah lumayan ekstrim dan
terjal tidak ada tangga , hanya bebatuan yang menjadi pijakan para penambang
belerang, namun kami tetap memutuskan untuk menuruni kawah kecuali Ali dan Triyadi,
( mereka takut kepleset katanya hehe… :P ).
![]() |
Terlihat asap fumarol SOx |
Tak disangka perjalanan menuruni
kawah lumayan panjang sekitar 1 km, ditambah lagi dengan hembusan belerang yang
sewaktu-waktu menerpa kita, namun semuanya berakhir dengan memuaskan ketika
saya bisa menyaksikan danau dari jarak dekat sambil berfoto tentunya :D
Sedikit info mengenai penambang belerang
disana sangat ramah, mereka mengangkut belerang seberat 50 – 70 kg naik turun
kawah sebanyak dua kali, dimana 1 kg belerang hanya dihargai Rp 900 , miris
tapi semangat mereka benar-benar seperti superhero (y) , perjalanan naik dan turun kawah sekali
saja sudah membuat saya bengek, sungguh tidak ada apa-apanya dibanding para
penambang disana.
- Chapter 5 ( paltuding – baluran national park, situbondo )
Puas berfoto di kawah ijen kami pun
turun dan istirahat di paltuding hingga pukul 12.30 wib, dan kami melanjutkan
perjalanan ke spot wisata selanjutnya yaitu Taman nasional Baluran, Situbondo,
meski lain kabupaten namun jaraknya masih berdekatan , hanya sekitar 2 jam dari
kawah ijen dengan menggunakan sepeda motor. Sebenarnya ada rencana untuk
menyebrang ke pulau menjangan, bali, namun sayang bahwa hari itu adalah hari
raya nyepi, sehingga tidak ada jasa penyebrangan apapun ke bali kecuali
darurat. Selama perjalanan akan terlihat pemandangan selat bali dengan pulau
bali di seberang laut, ini pertama kalinya saya melihat bali secara langsung . lebay.
=))
Memasuki kawasan taman nasional baluran kami
sudah disambut dengan kawanan kera liar yang sedang bersenda gurau di pinggir
jalan, beberapa satwa yang ada di taman nasional ini adalah banteng, kerbau
liar, rusa, hingga macan tutul. Pengunjung akan dikenakan biaya per-orangan Rp 17.500
pada hari libur, Rp 15.000 hari biasa
dan Rp 8.000 untuk kunjungan pelajar. Kunjungan taman nasional baluran dibuka hingga
pukul 16.00 wib.
![]() |
this is indonesia! |
Jalan yang dilalui selama berada di area
taman nasional ini sangat buruk, mungkin sengaja dibuat seperti itu untuk
menambah kesan “belantara”. Selama menjelajahi Taman Nasional Baluran saya hanya sempat mengunjungi dua dari lima pos, yang pertama adalah pos padang savana bekol atau
banyak yang menyebutnya sebagai Africa van java, karena pemandangan savana
sejauh mata memandang layaknya padang savana di Afrika , sedangkan pos yang lain adalah pantai bama,
namun tidak ada pemandangan yang menarik dari pantai ini karena berbatasan
dengan laut utara, tanpa deburan ombak seperti pantai selatan jawa dan
sepertinya pemandangan indahnya tersimpan dibawah laut yang hanya bisa
disaksikan oleh para snorkeler, dan sayang sekali saya belum sempat snorkeling
karena waktu yang sudah sore…:'(
![]() |
boyband geografi |
Ada kejadian memalukan saat saya menuju
pantai bama, ketika saya melihat tas yang mirip dengan tasnya dani disemak2,
lalu saya dan triyadi berinisiatif untuk membawakannya, karena saya pikir dani
lupa membawanya, dan setelah saya lihat isi tas itu ternyata bukan milik dani,
spontan saya langsung balik dan saya sudah dicegat oleh si pemilik tas itu layaknya penjambret,
namun saya segera meminta maaf,,, (mungkin kalo beneran nyolong saya udah
digebukin ama suaminya tuh... X_X)
Setelah jam menunjukkan pukul 17.30 dimana hari sudah sore dan waktu penyewaan sudah mulai habis, maka kami
putuskan untuk kembali ke tempat penyewaan motor dan menginap di rumah singgah
sekitar stasiun karangasem, untuk persiapan besok pagi pulang ke solo dengan
jadwal keberangkatan kereta pukul 7 pagi :)
Total biaya yang saya keluarkan hanya sekitar Rp 250.000 sudah termasuk :
- Tiket kereta PP
- Makan
- Rumah singgah
- Tiket masuk tempat wisata
- Sewa Motor.
Mas masih nyimpen kontak sewa motor ga? Jauh ga dari stasiun karangasem? Tengkyu.
BalasHapus